SEBANYAK 12 MALAIKAT BEREBUT MENCATAT KEBAIKAN KITA

DOA YANG MENYEBABKAN MALAIKAT BEREBUT MENCATAT KEBAIKAN KITA

Adakah yang mau diantara kita, saat beramal para malaikat berebut, berlomba-lomba untuk mencatat dan mengangkat kebaikan kita?

Jika anda termasuk yang mau, caranya sudah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana dipaparkan oleh Syeikh Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam kitab Shifat Shalāti an-Nabiy shallallāhu alaihi wa sallam min at-Takbīr ilā a-Taslīm Ka Annaka Tarāhā.

Bacalah do’a dibawah ini dalam dua keadaan saat engkau sedang shalat, maka ada banyak malaikat berlomba untuk mencatat dan mengangkat kebaikan kita dari membaca do’a ini, pertama ; saat sebelum mulai membaca al-Fātihah (bukan al-Fatekah lho yah) tepatnya setelah usai takbīratul Ihrām, dan yang kedua ; saat engkau berdiri (hāl al-Qiyām) setelah i’tidāl atau bangun dari ruku’ mu.

Do’a yang dimaksud adalah do’a berikut ini ;

الْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Alhamdulillāhi hamdan katsīran thayyiban mubārakan fīhi

Artinya : segala puji bagi Allah, pujian yang banyak, lagi baik, dan penuh keberkahan.

Khusus saat kita berdiri setelah bangkit dari ruku’, do’a diatas dibaca setelah kita mengucapkan kalimat (AllāhummaRabbanā wa laka al-hamdu langsung dan tanpa ucapan alhamdulillāhi.

(اللهمّ) رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ.

Allāhumma Rabbanā wa laka al-hamdu hamdan katsīran thayyiban mubārakan fīhi

Artinya : Ya Allah ya Tuhan kami, segala puji bagi Allah, pujian yang banyak, lagi baik, dan penuh keberkahan.


DALIL SAAT IFTITAH SETELAH TAKBĪRATUL IHRĀM

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا جَاءَ فَدَخَلَ الصَّفَّ وَقَدْ حَفَزَهُ النَّفَسُ فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ صَلَاتَهُ قَالَ أَيُّكُمْ الْمُتَكَلِّمُ بِالْكَلِمَاتِ فَأَرَمَّ الْقَوْمُ فَقَالَ أَيُّكُمْ الْمُتَكَلِّمُ بِهَا فَإِنَّهُ لَمْ يَقُلْ بَأْسًا فَقَالَ رَجُلٌ جِئْتُ وَقَدْ حَفَزَنِي النَّفَسُ فَقُلْتُهَا فَقَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ اثْنَيْ عَشَرَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا أَيُّهُمْ يَرْفَعُهَا. (رواه مسلم باب ما يقال بين تكبيرة الإحرام والقراءة)

Artinya : Dari Anas bahwa seorang laki-laki datang dan masuk shaff (barisan) sementara nafasnya masih terengah-engah, lalu mengucapkan; Alhamdulillāhi hamdan katsīran thayyiban mubārakan fīhi (Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik lagi dan penuh berkah).” 

Seusai shalat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Siapakah diantara kalian yang mengucapkan kalimat tadi?” Para sahabat terdiam. 

Beliau mengulangi pertanyaannya; “Siapakah yang mengucapkan kalimat tadi, karena hal itu tidak masalah baginya.” 

Lantas seorang sahabat berujar; “Aku tadi datang, sementara napasku masih ternegah-engah, maka kuucapkan kalimat itu.” 

Beliau bersabda: “Tadi aku melihat dua belas malaikat berebut mengangkat ucapan itu.” (HR. Muslim Bab Apa yang diucapkan antara Takbiratul Ihram dan Bacaan al-Fatihah)


DALIL SAAT BERDIRI TEGAK SETELAH BANGUN DARI RUKU’

عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِيِّ قَالَ كُنَّا يَوْمًا نُصَلِّي وَرَاءَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرَّكْعَةِ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ قَالَ رَجُلٌ وَرَاءَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ مَنْ الْمُتَكَلِّمُ قَالَ أَنَا قَالَ رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلَاثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلُ. (رواه البخاري باب فضل ربنا ولك الحمد)

Artinya : Dari Rifa’ah bin Rafi’ Az Zuraqi berkata, “Pada suatu hari kami shalat di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika mengangkat kepalanya dari rukuk beliau mengucapkan: sami’allāhu liman hamidah (Semoga Allah mendengar punjian orang yang memuji-Nya) ‘. 

Kemudian ada seorang laki-laki yang berada di belakang beliau membaca ; Rabbanā wa laka al-hamdu hamdan katsīran thayyiban mubārakan fīhi (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh berkah) ‘.” 

Selesai shalat beliau bertanya: “Siapa orang yang membaca kalimat tadi?” Orang itu menjawab, “Saya.” Beliau bersabda: “Aku melihat lebih dari tiga puluh Malaikat berebut siapa di antara mereka yang lebih dahulu untuk mencatat (kebaikan dari) kalimat tersebut.” (HR. Bukhari dalam bab Keutamaan ucapan rabbanā wa laka al-hamdu)

PERBEDAANNYA DALAM KEUTAMAAN

Jika kita perhatikan kedua dalil diatas dengan seksama, jelas sekali bisa kita temukan perbedaannya, yang pertama ; saat iftitah antara takbīratul ihrām dan membaca surah al-Fatihah, jika kita membaca do’a yang sedang kita bahas ini, maka ada 12 Malaikat berebut, berlomba-lomba untuk mencatat atau mengangkat kebaikan yang kita lakukan itu, sedangkan jika kita membacanya saat berdiri setelah bangkit dari ruku, maka ada 30 lebih malaikat berlomba-lomba untuk mencatat dan atau mengangkat kebaikan kita karena membaca do’a yang dimaksud.

REDAKSI DO’A YANG LEBIH LENGKAP

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Rifā’ah bin Rāfi’ dan dan dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunan-nya Kitab as-Shalāh, ada tambahan dibagian akhir, kalimat berikut ini :

مُبَارَكًا عَلَيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى

Mubārakan ‘alaihi Kamā Yuhibbu Rabbunā wa Yardhā.

Artinya : penuh berkah, seperti yang di cintai dan di ridlai oleh Rabb kami.

Dengan demikian jika digabung, maka bacaan lengkap diantara do’a iftitah berdasarkan hadis-hadis diatas adalah sebagai berikut ;

الْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ (مُبَارَكًا عَلَيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى)

Alhamdulillāhi Hamdan Katsīran Thayyiban Mubārakan Fīhi (Mubārakan ‘alaihi Kamā Yuhibbu Rabbunā wa Yardhā)

Artinya : Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik lagi dan penuh berkah, seperti yang disukai dan diridlai oleh Rabb kami.

Sedangkan untuk do’a yang dibaca saat berdiri setelah bangkit dari ruku’ dengan redaksi yang lebih lengkap, dengan menggabungkan dua dalil dari hadis riwayat Bukhari dan Abu Dawud, adalah sebagai berikut ;

(اللهمّ) رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ (مُبَارَكًا عَلَيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى)

Allahumma Rabbana wa laka al-hamdu Hamdan Katsīran Thayyiban Mubārakan Fīhi (Mubārakan ‘alaihi Kamā Yuhibbu Rabbunā wa Yardhā)

Artinya : Ya Allah ya Tuhan kami, segala puji bagi-Mu dengan pujian yang banyak, lagi baik dan penuh berkah, seperti yang disukai dan diridlai oleh Rabb kami.

Demikian penjelasan terkait keutamaan do’a yang membuat para Malaikat berebut, berlomba-lomba untuk mencatat atau mengangkat kebaikan kita, semoga bermanfaat.

*** ***
Rabu, 06 Safar 1440 H/17 Oktober 2018 M

Oleh : Ahmad Hasanuddin Umar

Penulis adalah Penggiat Kajian al-Qur’an dan Hadits Nabi, tinggal di Jogja.

https://islamicsqh-wordpress-com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Layu Sebelum Berkembang

Imam Malik Bin Anas