KEHIDUPAN SETELAH MATI - ALAM BARZAKH (ALAM KUBUR)


Alam Barzakh (Alam Kubur)

Setelah seseorang meninggal dunia, maka seseorang akan masuk pada alam barzakh. Dalam bahasa Arab, barzakh artinya perantara. Yaitu perantara antara alam dunia dengan alam akhirat. Alam barzakh termasuk bagian dari alam akhirat, sehingga maksud yang benar adalah alam barzakh merupakan alam di antara alam dunia dengan alam setelah hari kebangkitan.

Fase ini sering disebut sebagai alam kubur karena kebanyakan orang dikubur setelah meninggal dunia. Padahal asalnya seseorang yang meninggal dunia telah masuk ke alam barzakh meskipun dia tidak dikubur. Dan dalil yang paling kuat yang menunjukkan akan hal ini adalah kisah fir’aun. 


Sebagaimana kita ketahui bahwa Fir’aun dan bala tentaranya yang meninggal di laut merah, banyak dari mereka jasadnya tidak dikubur. Bahkan jasad Fir’aun diselamatkan oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ (92)

Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia tidak memperhatikan dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS. Yunus : 92)

Maka meskipun jasad Fir’aun dan bala tentaranya diselamatkan dan tidak dikubur, namun mereka saat ini sedang disiksa oleh Allah ﷻ dengan siksa kubur. Allah ﷻ berfirman,

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ (46)

Mereka diperlihatkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras“. (QS. Ghafir : 46)

Dalam ayat ini disebutkan bahwa Fir’aun dan kaumnya akan diberikan siksa yang lebih pedih. Maka saat ini mereka sedang diadzab di alam barzakh, meskipun jasad mereka tidak dikubur. Oleh karenanya siapapun yang meninggal dunia dan dalam model apapun, maka dia akan masuk dalam suatu alam bernama alam barzakh. Sehingga tidak ada dalam islam istilah ruh yang bergentayangan.

Ketika berada di alam barzakh, seseorang akan mengalami fitnah kubur. Dari fitnah kubur tersebut, jika seseorang selamat darinya, maka dia akan merasakan nikmat kubur. Akan tetapi jika seseorang gagal dalam fitnah kubur tersebut, maka dia akan merasakan azab kubur.

Yang dimaksud dengan fitnah kubur adalah pertanyaan-pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Semua orang yang meninggal akan ditanya oleh malaikat, kecuali orang yang mati syahid. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah ﷺ,

يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا بَالُ الْمُؤْمِنِينَ يُفْتَنُونَ فِي قُبُورِهِمْ إِلَّا الشَّهِيدَ؟ قَالَ: كَفَى بِبَارِقَةِ السُّيُوفِ عَلَى رَأْسِهِ فِتْنَةً} سنن النسائي (4/ 99{(

Wahai Rasulullah, mengapa kaum mukminin diuji di dalam kuburan mereka kecuali orang yang mati syahid?” Rasulullah menjawab, “Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya (ketika berjihad) sebagai ujian baginya.” (HR. An-Nasa’i 4/99 no. 2053)

Maka adapun orang mukminin secara umum akan ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir. Adapun pertanyaan tersebut adalah tentang siapa tuhanmu, apa agamamu, dan siapa nabimu. Dan ketika itu seseorang tidak menjawab pertanyaan tersebut dengan hafalan, melainkan dengan keimanan.

Oleh karena itu hendaknya seseorang meminta kepada Allah agar dimudahkan dalam menjawab pertanyaan para malaikat kelak di alam barzakh. Karena Allah ﷻ telah berfirman,

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ (27)

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim : 27)

Di antara ucapan yang Allah kokohkan dari orang-orang beriman dalam ayat ini adalah ucapan tatkala menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Allah akan mengokohkan orang beriman untuk menjawab dengan jawaban bahwa Tuhanku adalah Allah, agamaku adalah Islam, dan nabiku adalah Muhammad ﷺ.

Oleh karenanya jawaban yang akan diberikan kepada malaikat kelak bukan berdasarkan hafalan. Jika pertanyaan tersebut bisa dijawab dengan hafalan, maka semua orang akan bisa menjawab pertanyaan malaikat dengan jawaban yang sesuai, bahkan orang kafir sekalipun. 

Akan tetapi seseorang di alam barzakh hanya mampu menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir sesuai dengan keimanan karena saking dahsyat dan mengerikannya malaikat Munkar dan Nakir. Sehingga mereka ketakutan dan tidak bisa menjawab dengan hafalan-hafalan mereka.


Bahkan disebutkan dalam hadits bahwa tatkala malaikat telah bertanya kepada orang-orang kafir dan orang-orang munafik dengan tiga pertanyaan, mereka tidak bisa menjawab. Dalam hadits disebutkan,

وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ: لَهُ مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ هَاهْ، لَا أَدْرِي، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ، لَا أَدْرِي، فَيَقُولَانِ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ، لَا أَدْرِي} سنن أبي داود (4/ 240{(

Dan saat itu datanglah kedua malaikat seraya mendudukkannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Siapa Rabbmu?” ia menjawab, “Hah, hah, hah, aku tidak tahu.” Maka malaikat bertanya lagi, “Apa agamamu?” ia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu.” Malaikat bertanya lagi, “Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian?” ia menjawab, “Hah, hah, saya tidak tahu.” (HR. Abu Daud 4/240 no. 4753)

Oleh karenanya yang menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir adalah keimanan. Maka jika keimanan seseorang bisa menawab pertanyaan malaikat, maka dia akan mendapatkan nikmat kubur. Akan tetapi sebaliknya jika seseorang tidak mampu menjawab pertanyaan malaikat, maka akan mendapatkan azab kubur.

Alam kubur adalah alam khusus yang tersendiri dan tidak bisa kita qiyaskan dengan alam lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam hidup ini ada yang namanya alam tidur, alam nyata yang saat ini kita rasakan, alam barzakh, dan alam akhirat. 

Maka dari setiap alam tersebut tidak bisa diqiyaskan dengan alam lainnya karena memiliki spesifik dan ciri yang berbeda dari masing-masin alam lainnya. Tidak perlu kita jauh menjelaskan tentang alam kubur, sampai saat ini belum ada seorang pun yang mampu menjelaskan secara ilmiah tentang alam tidur. 

Akan tetapi ternyata seseorang terkadang bisa merasakan hal-hal yang luar biasa tatkala dia tidur. Terkadang seseorang bangun dalam keadaan ketakutan, terkadang bangun dengan wajah berseri-seri, terkadang mimpi indah, dan terkadang mimpi buruk. 

Hal-hal seperti itu sering dilalui seseorang tatkala tidur, sampai-sampai sebagian mengira bahwa itu adalah alam nyata, padahal yang mereka alami hanya di alam tidur.

Oleh karenanya banyak seseorang salah dalam memahami alam barzakh karena mencoba menqiyaskan antara alam barzakh dan alam nyata. Dan tentunya hal tersebut adalah kesalahan yang fatal karena alam yang satu dengan alam yang lainnya tidak dapat diqiyaskan. 

Sebagai contoh, Nabi ﷺ menjelaskan siksaan bagi sebagian orang di alam barzakh. Dalam sebuah hadits yang panjang Nabi ﷺ menceritakan bahwa beliau bermimpi dan dihampiri oleh dua orang laki-laki. 

Beliau kemudian di bawa ke sebuah tempat  yang disana ada seorang laki-laki yang sedang berdiri, dan yang satunya lagi sedang duduk, yang ditangannya ada besi yang tajam. 

Kemudian besi tersebut dimasukkan kedalam salah satu sisi mulut orang tersebut hingga menembus lehernya. Jika telah selesai dan sembuh di sisi mulut tersebut, maka pindah lagi pada sisi mulut yang lainnya dengan melakukan hal yang sama.

Dan itu terus mereka lakukan sampai hari kiamat. Maka tatkala Nabi ﷺ bertanya tentang siapa orang tersebut, maka dikatakan kepada beliau,

أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ، فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالكَذْبَةِ، فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الآفَاقَ، فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

Adapun orang yang kamu lihat mulutnya ditusuk dengan besi adalah pendusta. Dia berbicara dengan satu kedustaan lalu kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar luas. Maka dia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari kiamat.

Kemudian dalam mimpi tersebut Nabi ﷺ juga diperlihatkan seseorang yang berdiri memegang batu besar di atas orang lain yang sedang berbaring, kemudian batu tersebut digunakan untuk menghancurkan kepala orang yang berbaring tersebut. 


Maka tatkala kepala orang tersebut telah hancur, maka diambilnya batu tersebut dan ketika kepalanya telah utuh, maka dilemparkan kembali dengan batu hingga hancur kembali. Dan itu terjadi terus menerus hingga hari kiamat. Maka tatkala Nabi ﷺ bertanya tentang siapa orang tersebut, maka dikatakan kepada beliau,

وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ، فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ بِالنَّهَارِ، يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

Adapun orang yang engkau lihat dipecah kepalanya, dia adalah orang yang telah Allah ajari Alquran, namun dia tidur malam (dan tidak bangun untuk shalat malam). Pada siang hari pun dia tidak mengamalkannya. Maka dia disiksa dengan siksaan itu hingga hari kiamat.

Kemudian Nabi ﷺ juga diperlihatkan seorang laki-laki dan perempuan telanjang dan dibakar dalam sebuah tanur (sebuah tungku) yang bagian atasnya besar dan bagian bawahnya sempit dengan api. 

Ketika tubuh mereka sampai pada bagian atas, api tersebut dihentikan sampai tubuh mereka kembali berada pada bagian bawah tungku Maka tatkala Nabi ﷺ bertanya tentang siapa orang-orang tersebut, orang-orang yang membawanya berkata,

وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي الثَّقْبِ فَهُمُ الزُّنَاةُ

“Adapun yang engkau lihat orang yang disiksa dalam tanur, mereka adalah pezina.

Kemudian Nabi ﷺ juga diperlihatkan seseorang yang berada di tengah-tengah sungai darah yang di tepi sungai telah ada orang yang siap melemparinya dengan batu, jika orang tersebut hendak keluar dari sungai. 


Ketika orang tersebut berusaha untuk keluar dari sungai tersebut, maka dilemparkan batu kea rah mulutnya, sehingga dia kembali ke tempatnya semula. Hal tersebut terjadi begitu terus hingga hari kiamat. Maka tatkala Nabi ﷺ bertanya tentang siapa orang-orang tersebut, orang-orang yang membawanya berkata, 

وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ آكِلُوا الرِّبَا }صحيح البخاري (2/ 101{(

Adapun orang yang engkau lihat di sungai darah, dia adalah orang yang makan harta dari hasil riba.” (HR. Bukhari 2/101 no. 1386)

Kejadian yang diceritakan Nabi ﷺ di atas adalah kejadian di alam barzakh. Sehingga tidak bisa alam tersebut dengan diqiyaskan dengan alam yang lain. Dan saya ingatkan bahwa Ibnu Rajab al-Hanbali pernah mewasiatkan kita untuk banyak berkhalwat dengan Allah ﷻ, yang salah satu caranya adalah dengan i’tikaf, dimana kita membaca Alquran dan shalat malam sendiri. 

Memang benar seseorang berbahagia tatkala berkumpul bersama keluarga atau sahabat-sahabatnya, akan tetapi perlu untuk dilatih agar seseorang bisa berbahagia ketika berkhalwat dengan Allah ﷻ. 

Karena dengan memperbanyak i’tikaf akan melatih diri kita untuk melalui kesendirian di alam barzakh yang sangat panjang. Dan ketahuilah bahwa keberadaan seseorang di alam barzakh jauh lebih lama dibandingkan kehidupan seseorang di dunia. 

Dan tatkala seseorang telah meninggal dunia, tidak ada lagi keluarga maupun sahabat yang menemaninya. Sebagaimana Nabi ﷺ mengatakan,


يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ: يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ} صحيح البخاري (8/ 107{(

Tiga perkara yang akan mengiringi mayat. Dua perkara akan kembali dan yang satu akan menyertainya. Perkara yang akan mengirinya adalah keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, dan yang tinggal bersamanya adalah amalnya.” (HR. Bukhari no. 6514)

Tatkala kita meninggal dunia, keluarga kita pasti akan menangis dan sedih. Akan tetapi tidak ada di antara mereka yang mau menemani kita di kubur. Oleh karenanya kita akan sendirian di alam barzakh. 

Oleh karenanya jika kita tidak terbiasa untuk berbahagia ketika berkhalwat dengan Allah, maka kita akan repot tatkala telah berada di alam barzakh. Maka seseorang hendaknya berusaha melatih diri untuk berbahagia ketika sendiri dalam ibadahnya kepada Allah ﷻ.

Inilah fase alam barzakh yang seseorang akan menanti lebih lama sampai datangnya hari kiamat. Dan di alam barzakh ini hanya akan diberikan antara dua hal kepada seseorang, jika dia tidak diberikan nikmat, maka pasti dia akan merasakan azab.

Wallahu a’lam.

Oleh:
DR. Firanda Andirja, Lc. MA.

firanda.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Layu Sebelum Berkembang

Imam Malik Bin Anas

SEBANYAK 12 MALAIKAT BEREBUT MENCATAT KEBAIKAN KITA