Sepenggal Kisah Lemah Seputar Perjalanan Hijroh Rosululloh ke Kota Madinah (Bagian 1)

Sulitnya Rosululloh untuk mengembangkan dakwah islam di kota Mekkah adalah salah satu sebab hijrohnya Rosululloh dan para sahabat beliau ke kota Madinah. Perjalanan hijroh tersebut mengandung ibroh dan pelajaran yang sangat berharga bagi segenap kaum muslimin, namun sangat disayangkan kisah agung itu harus terkotori dengan adanya beberapa kisah lemah yang selalu menempel setiap kali orang menyampaikan atau menulis tentang perjalanan hijroh Rosululloh dengan Abu Bakar Ash Shidiq.

Di antara kisah lemah itu adalah kisah digigitnya Abu Bakar oleh seekor ular saat berada didalam goa, juga adanya laba-laba dan burung merpati yang berada di mulut goa.

Semoga pembahasan ini bisa menjadi peringatan bagi semuanya untuk tidak lagi menyampaikan kisah tersebut dalam kisah perjalanan hijroh Rosululloh.


Kisah I: Abu Bakar Digigit Ular

A. Kemasyhuran kisah ini :
Kalau kita baca kitab-kitab yang menceritakan perjalanan hijroh Rosululloh ke kota madinah dihampir semu kitab sejarah, bisa dipastikan akan menemukan kisah ini, dan betapa sering kita mendengarnya dari tukang penceramah, para ustadz, kyai yang mengisahkan perjalanan agung tersebut. Dan yang semakin membuat kisah ini terkenal adalah bahwa kisah ini disebutkan oleh yang mulia Syaikh Shofiyyur Rohman Al Mubarokfuri dalam kitab beliau Ar Rohiqul Makhtum. Kitab ini menjadi sangat masyhur dikalangan pelajar maupun awam kaum muslimin karena memenangkan sayembara penulisan sejarah hidup Rosululloh yang diadakan Robithoh Alam Islami, lalu diterjemahkan ke banyak bahasa dunia, dan di Indonesia lebih dari satu penerbit yang menerjemahkan kitab ini. (1)

B. Konon dikisahkan
Berkata Syaikh Shofiyyur Rohman al Mubarokfuri pada bab :
Tatkala keduanya (Rosululloh dan Abu Bakar) berada di goa : “Tatkala keduanya sampai di goa, maka Abu Bakar berkata : Demi Alloh, jangan engkau masuk sebelum aku masuk terlebih dahulu, kalau nanti ada sesuatu biarlah menimpaku dan tidak mengenaimu.” Maka Abu Bakar pun masuk dan membersihkannya, dan beliau menemukan ada sebuah lubang, maka beliau merobek kain sarungnya dan menutupnya, namun ternyata masih ada dua lubang lagi, maka beliau memasukkan kedua kedua kaki beliau, kemudian beliau memanggil Rosululloh : Silahkan masuk wahai Rosululloh,.” Rosululloh pun masuk dan beliau membaringkan kepalanya di pangkuan Abu Bakar dan beliupun tertidur. Tiba-tiba ada ular yang mengigit kaki Abu Bakar dalam lubang, beliau tidak bergerak karena takut membangunkan Rosululloh, tapi akhirnya meneteslah air mata beliau di wajah Rosululloh, lalu beliau bersabda : “Ada apa dengan engkau wahai Abu Bakar ? Abu Bakar menjawab : Saya digigit.” Maka Rosululloh meludahinya dan segera hilanglah rasa sakitnya.” (Lihat Ar Rohiqul Makhtum hal : 148)

C. Derajat kisah ini :
Kisah ini Maudlu

Hadits maudlu’ adalah sebuah ucapan yang dibuat-buat kemudian disandarkan kepada Rosululloh secara dusta (Lihat Tadribur Rowi As Suyuthi 1/274) Dalam bahasa Indonesia sering di sebut sebagai hadits palsu.

Takhrij hadits (2)
Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam Dala’ilun Nubuwwah 2/476 berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Abul Husain Ali bin Muhammad bin Abdulloh bin Busyron, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Salman An Najjar Al Faqih, dia berkata : Telah membaca kepadaku Yahya bin Ja’far dan saya mendengarnya, dia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku Abdur Rohman bin Ibroim Ar Rosibi, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Furot bin Sa’ib dari Maimun bin Mahron dari Dlobbah bin Mihshon al ‘Anzi dari Umar bin Khothob : Lalu beliau menyebutkan kisah diatas.
Sisi kepalsuan hadits ini disebabkan oleh dua hal, yaitu :

1. Abdur Rohman bin Ibrohim Ar Rosibi
Orang ini disebutkan oleh Imam Adz Dzahabi dalam Mizanul I’tidal : 4804 : Abdur Rohman bin Ibrohim ar Rosibi meriwayatkan dari Malik sebuah hadits panjang namun bathil, dan dialah yang tertuduh memalsukannya. Dia juga meriwayatkan dari Furot bin Sa’ib dari Maimun bin Mahron dari Dlobbah bin Mihshon dari Abu Musa dengan kisah kejadian di goa, dan kisah ini serupa dengan hasil pemalsuan orang-orang tarekat shufi.”

Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Lisanul Mizan : 4963 menyetujui apa yang dikatakan oleh Ad Dzahabi bahwa kisah ini serupa dengan hasil pemalsuan orang tarekat shufi.

2. Furot bin Sa’ib
Berkata Imam Adz Dzahabi dalam Mizanul i’tidal : 6689 : “Furot bin Sa’ib dari Maimun bin Mahron. Berkata Imam Bukhori : Munkar hadits, Berkata Ibnu Ma’in : Tidak ada apa-apanya, berkata Ad Daruquthni dan lainnya : Matruk (ditinggalkan).”

al Hafidl Ibnu Hajar dalam Lisanul Mizan : 6522 menyetujui apa yang dikatakan oleh imam Adz Dzahabi, kemudian beliau berkata : Berkata Abu Hatim As Saji : Para ulama’ meninggalkannya. Berkata Nasa’i : Haditsnya ditinggalkan.”

D. Faedah :
Berkata Al Hafidl : Madzhabnya Imam Nasa’i bahwa beliau tidak meninggalkan haditsnya seorang rowi sehingga para ulama’ sepakat untuk meninggalkannya.” (Syarah Nukhbah : 69)
Berkata Imam Suyuthi : Imam Bukhori menggunakan kata : “Munkar hadits” pada seorang yang tidak boleh diriwayatkan hadits darinya.” (Tadrib 1/349)

ikuti kisah berikutnya ...

Wallohu a’lam
http://ahmadsabiq.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Layu Sebelum Berkembang

Imam Malik Bin Anas

SEBANYAK 12 MALAIKAT BEREBUT MENCATAT KEBAIKAN KITA