Turunnya Nabi Isa ‘Alaihissalam Di Akhir Zaman (bagian 2)


Dalam hal ini, Yahudi berada pada kutub yang sangat berlawanan dengan ucapan orang Nasrani.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membantah bualan orang Yahudi itu dalam ayat-ayat-Nya mulia:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا. فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُوْنِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوْحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا. قَالَتْ إِنِّي أَعُوْذُ بِالرَّحْمَنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا. قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُوْلُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلاَمًا زَكِيًّا. قَالَتْ أَنَّى يَكُوْنُ لِي غُلاَمٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا. قَالَ كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِنَّا وَكَانَ أَمْرًا مَقْضِيًّا فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا

Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur`an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus malaikat kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. 

Maryam berkata: ‘Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Rabb Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.’ Ia (Jibril) berkata: ‘Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Rabbmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.’ 

Maryam berkata: ‘Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!’ Jibril berkata: ‘Demikianlah. Rabbmu berfirman: ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.’ Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.” (Maryam: 16-22)

Sampai pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا. يَا أُخْتَ هَارُوْنَ مَا كَانَ أَبُوْكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا. قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا. وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ ‎وَأَوْصَانِي بِالصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا. وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا. وَالسَّلاَمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوْتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا. ذَلِكَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيْهِ يَمْتَرُوْنَ

Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: ‘Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. 

Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina’, maka Maryam menunjuk kepada anaknya. 

Mereka berkata: ‘Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?’ Berkata Isa: ‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. 

Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. 

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.’ 

Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.” (Maryam: 27-34)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan hakikat penciptaan Isa.

Diangkatnya Nabi Isa ‘alaihissalam dan bahwa Beliau belum Wafat

Orang-orang Yahudi mengklaim bahwa mereka telah membunuh Nabi Isa ‘alaihissalam dan mereka berbangga dengan itu. Mereka berkeyakinan bahwa orang yang terbunuh dengan disalib adalah orang yang mendapatkan laknat Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Tapi sungguh aneh dan disayangkan bahwa orang-orang Nasrani pun meyakini kematian Nabi Isa di tiang salib. Ini semua karena kebodohan mereka akan hakikat apa yang terjadi pada Nabi Isa. 

Lebih dari itu, mereka meyakini bahwa beliau dengan kematiannya yang tersalib adalah sebagai penebus dosa-dosa anak manusia karena kesalahan Nabi Adam ‘alaihissalam. 

Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah ampuni Adam jauh-jauh hari sebelum lahirnya Isa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى

“Kemudian Rabbnya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.” (Thaha: 122)

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membantah semua itu melalui ayat-ayat-Nya yang mulia:

وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيْمًا. وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللهِ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوا فِيْهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًا. بَلْ رَفَعَهُ اللهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا. وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا

Dan karena kekafiran mereka (terhadap ‘Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. 

Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. 

Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. 

Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (An-Nisa`: 156-159)

Di antara pengekor Yahudi dan Nasrani dalam hal kematian Isa adalah aliran Ahmadiyah-Qadyaniyyah yang telah divonis kafir oleh para ulama dan lembaga-lembaga Islam. 

Mereka meyakini demikian demi mencapai misi mereka, yaitu untuk menyatakan bahwa nanti yang dibangkitkan bukanlah Isa yang sesungguhnya karena ia telah wafat, tapi yang dibangkitkan adalah orang yang serupa Isa. 

Mereka maksudkan adalah pemimpin mereka yaitu Mirza Ghulam Ahmad Al-Qadyani. Mereka sempat berdalil dengan beberapa ayat yang dianggap oleh mereka mendukung keyakinan sesat mereka. 

Akan datang nanti, insya Allah, bantahannya.

Dari keterangan di atas nyatalah bahwa Isa belum meninggal, bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala angkat menuju kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menyatakan:

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللهُ وَاللهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ. إِذْ قَالَ اللهُ يَا عِيْسَى إِنِّي مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيْمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ

Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Ingatlah), ketika Allah berfirman: ‘Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. 

Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya’.” (Ali ‘Imran: 54-55)

Mereka bermakar, yakni hendak membunuh Nabi Isa ‘alaihissalam dan memadamkan cahaya Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Di antara yang menunjukkan bahwa beliau masih hidup adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا

Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (An-Nisa`: 159)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa maksudnya adalah beriman dengan Nabi Isa sebelum kematian beliau. 

(Riwayat Ibnu Jarir rahimahullahu dan sanad nya dishahihkan Ibnu Hajar rahimahullahu. Lihat Fathul Bari, 4/492)

Al-Hasan rahimahullahu mengatakan: “Maksudnya sebelum kematian Isa. Demi Allah, sungguh dia sekarang hidup di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, tapi bila beliau turun nanti semuanya akan beriman.” (Tafsir Ath-Thabari, dinukil dari Asyrathus Sa’ah hal. 346)

Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam dan Itu Sebagai Tanda Hari Kiamat

Tentang turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam telah disebutkan oleh ayat Al-Qur`an yang sekaligus menunjukkan bahwa itu sebagai salah satu tanda hari kiamat. 

Di antara dalil yang menunjukkan demikian adalah:

إِنْ هُوَ إِلاَّ عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلاً لِبَنِي إِسْرَائِيلَ. وَلَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَا مِنْكُمْ مَلاَئِكَةً فِي اْلأَرْضِ يَخْلُفُوْنَ. وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلاَ تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُوْنِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيْمٌ

Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. 

Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun. 

Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar adalah tanda bagi hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (Az-Zukhruf: 59-61)

Dan sesungguhya Isa itu adalah tanda bagi hari kiamat”, maksudnya adalah bahwa turunnya Isa termasuk tanda-tanda hari kiamat, dan dengan itu diketahui bahwa kiamat sudah dekat. 

Demikian menurut penafsiran Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, Adh-Dhahhak, dan As-Suddi. (Zadul Masir, 7/325, Al-Qurthubi, 16/105). Dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma membacanya dengan لَعَلَمٌ yang berarti tanda.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentang tafsir “Dan sungguh Isa itu adalah tanda bagi hari kiamat’, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan:

نُزُوْلُ عِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ مِنْ قَبْلِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Itu adalah turunnya Isa bin Maryam sebelum hari kiamat.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya. Bab Al-Bayan bi anna Nuzul Isa ibni Maryam min A’lamis Sa’ah, 15/228 no. 6817)

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا

Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. 

Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (An-Nisa`: 159)

Telah lewat tafsir Al-Hasan rahimahullahu terhadap ayat ini.

Adapun hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka cukup banyak yang menunjukkan akan turunnya Isa bahkan sampai kepada derajat mutawatir, sebagaimana disebutkan oleh para ulama hadits dan yang lain, seperti Ibnu Jarir, Ath-Thabari, Ibnu Katsir, Shiddiq Hasan Khan, Anwar Syah Al-Kasymiri, Al-Azhim Abadi, Asy-Syaikh Al-Albani6, dan akan kita sebutkan nanti sebagian ucapan mereka. 

Dan di sini saya akan sebutkan sebagian hadits tersebut.

1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia mengatakan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوْشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ بْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً فَيَكْسِرَ الصَّلِيْبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيْرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيْضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ حَتَّى تَكُوْنَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا. ثُمَّ يَقُوْلُ أَبُوْ هُرَيْرَةَ: وَاقْرَؤُوا إِنْ شِئْتُمْ {وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا}

Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya, hampir-hampir akan turun di tengah-tengah kalian Ibnu (putra) Maryam, sebagai hakim yang adil. 

Ia memecahkan salib, membunuh babi, dan meletakkan (tidak memungut, pent.) jizyah, dan harta ketika itu melimpah tidak seorang pun menerimanya, sehingga satu sujud menjadi lebih baik daripada dunia dan apa yang ada padanya.” 

Abu Hurairah mengatakan: Bacalah bila kalian mau, ayat (artinya): Dan tidaklah seorang pun dari ahlul kitab kecuali akan benar-benar beriman kepadanya sebelum kematiannya, dan di hari kiamat nanti ia akan menjadi saksi bagi mereka.” 

(Shahih, HR. Al-Bukhari no. 3264, 3/1272. Bab 50 Nuzul Isa bin Maryam ‘alaihissalam; Muslim no. 155, 1/135 Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam Hakiman bi Syari’ati Nabiyyina Muhammad. Ini adalah lafadz Al-Bukhari)

2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia mengatakan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ بْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ

“Bagaimana kalian bila turun putra Maryam di tengah-tengah kalian dan imamnya dari kalian.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Ahaditsul Anbiya` Bab 49 Nuzul Isa ibn Maryam no. 3449; Muslim Kitabul Iman 1/135 no. 390, Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam Hakiman bi Syari’ati Nabiyyina Muhammad cet. Darul Ma’rifah)

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma ia mengatakan: Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُوْنَ عَلىَ الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. قَالَ: فَيَنْزِلُ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمِ فَيَقُوْلُ أَمِيْرُهُمْ: تَعَالَ صَلِّ لَنَا. فَيَقُوْلُ: لاَ إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلىَ بَعْضٍ أُمَرَاءُ تَكْرِمَةَ اللهِ هَذِهِ اْلأُمَّةَ

Masih tetap sekelompok dari umatku mereka berperang di atas kebenaran, mereka unggul sampai pada hari kiamat.” 

Beliau besabda: “Lalu turunlah Isa bin Maryam, lalu pemimpin kaum muslimin mengatakan: ‘Kemari, jadilah imam kami.’ Maka ia menjawab: ‘Sesungguhya sebagian kalian pemimpin atas sebagian yang lain sebagai kemuliaan Allah atas umat ini’.” 

(Shahih, HR. Muslim, 2/368 Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam Hakiman bi Syari’ati Nabiyyina Muhammad; Ibnu Hibban, no. 6819, 15/231, Bab Al-Bayan bi Anna Imama Hadzihil Ummah ‘inda Nuzul ‘Isa bin Maryam Yakunu minhum duna an yakuna ‘Isa Imamahm fi Dzalika Az-Zaman)

Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ: مَا تَذَاكَرُوْنَ؟ قَالُوا: نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ: إِنَّهَا لَنْ تَقُوْمَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ؛ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُوْلَ عِيْسَى بْنِ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَيَأَجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوْفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

Rasulullah melihat kami dalam keadaan kami sedang saling mengingat, maka beliau mengatakan: “Sedang saling mengingatkan apa kalian? 

Mereka menjawab bahwa kami sedang saling mengingat hari kiamat. Beliau mengatakan: Kiamat tidak akan bangkit sehingga kalian melihat 10 tanda, lalu beliau menyebut: Asap, dajjal, binatang, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya`juj dan Ma`juj, 3 peristiwa tenggelamnya (suatu daerah, -pent) ke dalam bumi, di daerah barat, di daerah timur, dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang muncul dari negeri Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpulnya mereka.” 

(Shahih, HR. Muslim, Kitabul Fitan Wa Asyrathus Sa’ah, Bab Fil Ayat Allati Takunu Qabla As-Sa’ah, 18/234 no. 7214. Cet. Darul Ma’rifah. Hadits ini diriwayatkan pula oleh yang lain)

Atas dasar dalil-dalil yang ada maka kaum muslimin bersepakat akan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam di akhir zaman, sebagaimana keterangan para ulama berikut ini:

Ibnu ‘Athiyyah rahimahullahu mengatakan: “Umat telah berijma’ atas apa yang terkandung dalam hadits yang mutawatir, bahwa Isa hidup di langit dan bahwa ia akan turun di akhir zaman. 

Lalu ia akan membunuh babi dan memecah salib, membunuh Dajjal, melimpahkan keadilan dan agama akan unggul –yaitu agama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam– dan beliau akan haji dan tinggal di bumi selama 24 tahun, dan dikatakan pula selama 40 tahun.” (Tafsir Al-Muharrar Al-Wajiz, 3/143)

As-Safarini rahimahullahu mengatakan: “Umat telah berijma’ akan turunnya Isa dan tidak ada yang menyelisihinya dari ahlu syariah (pengikut syariah). 

Yang mengingkari hanyalah para filosof dan atheis, yang tidak diperhitungkan penyelisihannya. Dan telah terdapat ijma’ pula bahwa ia turun dan berhukum dengan syariat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan dengan syariat yang tersendiri saat turunnya.” (Lawami’ Al-Anwar, 2/94-95)

Di antara yang menukilkan ijma’ juga adalah Al-Munawi rahimahullahu dalam kitabnya Faidhul Qadir. (Lihat Iqamatul Burhan)

Dengan ini, maka hal ini menjadi aqidah muslimin. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Al-Azhim Abadi mengatakan: “Telah mutawatir berita dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal turunnya Isa bin Maryam ‘alaihissalam dari langit dengan jasadnya ke bumi saat mendekati terjadinya kiamat. Dan ini adalah mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah.” (‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud, 11/457)

Demikian pula kita dapati para ulama yang menuliskan aqidah Ahlus Sunnah, mereka menyebutkan bahwa keyakinan ini sebagai salah satu aqidah Ahlus Sunnah. 

Sebagai contoh, Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahu dalam kitabnya Ushulus Sunnah, Al-Barbahari rahimahullahu dalam kitabnya Syarhus Sunnah, Abul Hasan Al-Asy’ari rahimahullahu dalam kitabnya Maqalat Islamiyyin, Ath-Thahawi rahimahullahu dalam kitabnya ‘Aqidah Thahawiyyah, Ibnu Abi Zaid Al-Qairuwani rahimahullahu dalam Risalah-nya, Abu Ahmad bin Husain Asy-Syafi’i rahimahullahu yang dikenal dengan Ibnul Haddad dalam kitab Aqidah-nya, serta Ibnu Qudamah rahimahullahu dalam Aqidah-nya.

1 Mengapa disebut Al-Masih? Dari kata “Ma-sa-ha” yang artinya menghapus atau mengusap. Ibnul Atsir rahimahullahu menjelaskan: Telah berulang-ulang penyebutan “Al-Masih ‘alaihissalam” dan penyebutan “Al-Masih Ad-Dajjal”. 

Adapun Isa dinamakan demikian karena beliau tidak pernah mengusap seorang yang cacat kecuali mesti sembuh. Pendapat lain: “Karena telapak kaki beliau tidak cekung”, atau “karena beliau lahir dari ibunya dalam keadaan diusap dengan minyak”, atau “karena beliau mengusap bumi” artinya memotong jarak yang jauh, atau artinya “yang sangat jujur”, atau “Dia dalam bahasa Ibrani disebut ‘Masyih’ lalu diarabkan menjadi ‘Masih’.”

Adapun Dajjal disebut Al-Masih, karena matanya yang satu terhapus, pendapat lain: “yang mengusap bumi artinya yang memotong jarak yang jauh”, “yang fisiknya jelek”. (An-Nihayah, 4/326-327)

2 Shahih, HR. Al-Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

3 Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma.

4 Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

5 Demikian tersebut dalam Injil. Adapun kaum muslimin meyakini bahwa beliau belum mati bahkan diangkat menuju kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana akan kami jelaskan dalam pembahasan mendatang, insya Allah.

6 Bisa dilihat nukilan ucapan-ucapan mereka dalam kitab Asyrathus Sa’ah hal. 350-352.

http://www.asysyariah.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Layu Sebelum Berkembang

Imam Malik Bin Anas

SEBANYAK 12 MALAIKAT BEREBUT MENCATAT KEBAIKAN KITA